(Harusnya) kalian sadari bahwa setiap hari dalam hidup kita didedikasikan untuk makhluk yg paling berjasa menjadikan kita manusia yg berguna, tulang rusuk yg super kuat mendengar rengekan manja kita, superhero nyata yg tiap hari tiap napas mendoakan kita yg kadang tanpa kita sadari sering menyakiti hatinya, the strongest lady whom I have ever known, yg biasa kita sebut IBU. Tidaklah pantas apabila balasan kasih sayang kita kepada ibu (yg telah merawat kita dari masih di dalam uterus sembilan bulan sampai jadi insan yg multidisiplin yg hidup di buwana nan multietnik) hanya tercurahkan di satu hari nasional, kasih ibu sepanjang waktu. :)
Sebenernya tiap negara merayakan Hari Ibu, cuma beda tanggal, misal di Mesir tanggal 21 Maret, di Bolivia tanggal 27 Mei, di Yunani tanggal 2 Februari dsb. Terus bagaimana bisa ceritanya Indonesia merayakan Hari Ibu di tanggal 22 Desember? Ini kira-kira ceritanya.
Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, dimana hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi, seperti lomba memasak dan memakai kebaya.
Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928. Kongres ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, yang kini merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Di Indonesia, organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia pada abad ke-19 seperti Kartini, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan sebagainya. Kongres dimaksudkan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.
Seperti yg gua katakan di awal, silahkan saja merayakan hari Ibu pada tanggal 22 Desember, namun gua pribadi lebih senang bila tanggal 22 Desember disebut sebagai hari perempuan nasional atau yg lebih sesuai lagi adalah hari ulang tahun pembukaan Kongres Perempuan Indonesia, karena sangatlah tak pantas berterimakasih/mencurahkan kasih sayang/memberi penghormatan tertinggi atau apapun itu kepada ibu kita hanya pada satu hari tertentu, karena kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, kasih ibu sepanjang waktu.
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hari_Ibu